oleh

Kembali Kesekian Kalinya, Profesi Wartawan Online di Lecehkan

-PERISTIWA-575 views

Berandang-Bengkulu. Profesi jurnalis (wartawan) merupakan pekerjaan mulia. Karena menginformasikan setiap kejadian ke ranah publik. Akan tetapi, sering terjadinya, pelecehan terhadap wartawan di Provinsi Bengkulu sangat memprihatikan. Khususnya, wartawan media online.

Dari tahun 2018 saja, sudah 3 kali wartawan online mengalami tindak pelecehan bahkan caci maki oleh narasumber dan lainnya.

Sebelumnya, pertama kali wartawan media online di lecehkan terjadi pada pewarta Tuntasonline.com. Setelah itu, terjadi pada pewarta Bengkuluinteraktif.com dan terakhir penghujung tahun 2018 terjadi pada pewarta Garudadaily.com.

Kali ini awal tahun 2019,  terjadi pada pewarta Bengkulukito.com Mahmud Yunus (24). Kejadian ini berawal ketika Mahmud pada Kamis (3/1/2019) sore sekitar pukul 14.15 WIB lalu datang ke Kantor Dinkes provinsi guna melakukan wawancara terhadap Kepala Dinkes.

Saat sedang menunggu Kadis pulang ke kantor, dirinya duduk di kantin yang masih berada dilingkungan Kantor Dinkes. Kemudian, sekitar pukul 14.45 WIB saat sedang berada di kantin dirinya melihat belasan ASN sedang asik bermain batu gaple, kartu song dan catur (3 meja) padahal masih di waktu jam kerja.

Atas penampakan itu, dirinya langsung memvideokan tingkah para ASN dan mengirimkan ke Gubernur Bengkulu.

Selang beberapa hari, tepatnya Senin (7/1) sore sekitar pukul 16.00 WIB dirinya kembali ke Kantor Dinkes provinsi guna menjalankan tugasnya sebagai wartawan, untuk mewawancarai Kadinkes Provinsi Bengkulu terkait video tersebut.

Saat tiba di bagian resepsionis, dirinya mengkonfirmasi dengan staf disana jika ingin menemui Kadinkes. Lalu, staf yang belum diketahui namanya ini langsung menanyakan siapa yang merekam video ASN Dinkes yang beredar tersebut.

Ketika dijawab yang merekam adalah dirinya. Seketika para ASN turun dari dalam kantor dan menghampirinya dengan tidak sopan dan bernada tinggi menanyakan alasan mengirimkan video tersebut.

“Apa tujuan kamu videokan (main gaple, song dan catur) ASN di kantin itu? Saya jawab tidak ada, kecuali hanya sebagai fungsi kontrol sosial (wartawan) saya melihat para ASN sedang asik berkumpul dan bermain disaat jam kerja,” jelasnya.

Selanjutnya, satu per satu ASN datang mendekati dirinya. Karena merasa terancam, ia bersama rekan wartawan media online lainnya langsung menuju ke parkiran.

“Saat di parkiran, saya kembali didatangi oleh beberapa ASN dan kembali menyudutkan saya terkait persoalan kiriman video tersebut, hingga akhirnya saya pergi meninggalkan Kantor Dinkes,” ungkapnya.

Selanjutnya, Mahmud menghubungi kawan-kawan wartawan media online lainnya dan langsung menemui Kadis Dinkes guna mengkonfirmasi perihal yang dialaminya.

“Atas kejadian tersebut, saya merasa terancam dan sudah berkoordinasi kepada pihak Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bengkulu untuk meminta pembelaan dan penyelesaian terkait masalah yang saya alami,” tutupnya. *(Ers)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *