oleh

Berwisata Sambil Jalani Protokol Kesehatan Tak Kurangi Kesenangan

-Wisata-326 views

Berandang.com- Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus
berupaya memulihkan sektor pariwisata Indonesia dengan meluncurkan beberapa program
kebijakan. Salah satunya program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang tahun ini jumlahnya
sebesar Rp60 miliar. Selain itu, Kemenparekraf juga tengah menggodok Dana Hibah Pariwisata
jilid II di 2021 sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional di Kemenparekraf.

Percepatan pembangunan kawasan 5 destinasi super prioritas di tanah air juga dilakukan, yaitu
di Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Pengembangan 5 destinasi super
prioritas dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan Presiden. Mulai dari akselerasi
infrastruktur yang dikerjakan lintas sektor serta implementasi Cleanliness, Health, Safety, dan
Environment (CHSE) di destinasi wisata.

“Ada keyakinan pertumbuhan di sektor pariwisata akan bisa kita capai. Sebagai contoh, secara
aktual perekonomian di Yogyakarta sekarang tumbuh di angka 6 persen dan diikuti oleh
pertumbuhan angka keterisian hotelnya juga. Dengan situasi sekarang ini sebenarnya
masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan,” ujar Henky
Manurung, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf.

“Dengan adanya dukungan pemerintah ini fokus kita di ASITA saat ini adalah mempromosikan
destinasi wisata lokal atau domestik. Sebelumnya kita susah mempromosikan wisata ke 34
Provinsi, namun dengan adanya 5 destinasi super prioritas nasional, memberikan ruang baru
bagi promosi destinasi wisata domestik untuk warga Indonesia,” terang Nunung Rusmiati, Ketua
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA).

Nunung juga menilai Kemenparekraf sangat berusaha sekali untuk menangani dampak COVID19 ini di sektor pariwisata bersama asosiasi pengusaha lainnya. “Mudah-mudahan dengan
adanya stimulus yang digelontorkan pemerintah akan membangkitkan sektor pariwisata ini. Tidak
sampai di situ, pemerintah juga terus memikirkan cara supaya stimulus yang diberikan ini efektif,”
terang Nunung.

Menurut dr. Ratih C. Sari, Tenaga Kesehatan dan Pelaku Perjalanan Wisata, bahwa penerapan
protokol kesehatan di destinasi wisata sudah sangat layak untuk dikunjungi wisatawan. “Saya
perhatikan saat berwisata ke Bali, dalam pelaksanaannya pemerintah sudah mendesain langkah
untuk menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat saat berwisata,” ujarnya.

Hal tersebut menurut dr Ratih menambah perasaan aman bagi masyarakat dan dihimbau pula
bagi wisatawan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan 3M, “Selama kita menjalankan
protokol tersebut, sebenarnya tidak mengurangi kesenangan yang kita dapat dari kegiatan
berwisata. Sehingga bisa kembali ke rumah dengan kondisi sehat,” tutupnya. *(ET)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *