oleh

IAIN Bengkulu Gelar Seminar, Cegah Arti Makna Jihad Seperti Terorisme

Berandang-Bengkulu. Demi mencegah terorisme di bumi rafflesia karena sempat viral dan menjadi isu hangat di skala Nasional beberapa bulan lalu, terkait di bekuknya enam orang masyarakat Bengkulu di duga anggota Jamaah Ansharul Daulah (JAD) oleh densus 88. Agar tidak terjadi hal yang sama apalagi untuk di kalangan citivitas akedemisi IAIN Bengkulu menggelar acara seminar nasional dengan tema “Jihad Perspektif Al-Quran dan Hukum di Indonesia”, bertempat di Auditorium IAIN Bengkulu, Sabtu (29/9).

Acara seminar ini, mengadirkan pemateri dari Polda Bengkulu diwakilkan Kasubdit Kamneg Reskrimum AKBP Khairudin dan Pakar Ilmu Tafsir tentang jihad Prof. Rohimin dan moderator acara Moch Iqbal membuat suasana seminar semakin meriah  serta puluhan mahasiswa antusiasi mengikuti kegiatan tersebut.

Sementara itu, Prof. Dr. Rohimin menjelaskan saat memberikan materi tentang Jihad dihadapan para mahasiswa salah satu cara memberikan pemahaman terhadap paham ajaran dan gerakan-gerakan radikalisme yang mengancam NKRI.

“Ya, jadi perlu ada pemahaman yang mendalam sebab tema seminar pada hari ini tentang jihad dan ada juga kaitan dengan terorisme agar dapat mengetahui tentang literasi jihad itu sendiri,” ujarnya Rohimin pada pewarta Berandang.com usai acara seminar, Sabtu (29/9).

Lanjut dikatakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu, harus waspada agar tidak terjaring bibit-bibit berpotensi terorisme dan paham radikalisme dikalangan mahasiswa baik itu Universitas Negeri, Swasta maupun Islam.

“Untuk Perguruan Tinggi Islam memang sudah ada penjelasan dari Menteri Agama RI bahwa mereka (wanita memakai cadar) tidak dilarang melainkan, harus di beri pendampingan edukasi dan berdialog terhadap mahasiswi yang menggunakan cadar karena cadar masih masuk dalam kategori busana muslimah,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan,  Kasubdit Kamneg Reskrimum Polda Bengkulu AKBP Khairudin menurutnya acara seminar ini menjadi wadah menjunjung tinggi rasa rasionalisme dan menghindari paham-paham radikal karena sekarang generasi muda menjadi sasaran para terorisme agar masuk kedalam anggotanya.

“Harus di hilangkan paham radikalisme seperti itu kalaupun ada ya secepatnya di musnahkan, ” tutupnya. (Ahm)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *