oleh

Sambut Nyepi di Bengkulu Utara, Pawai Ogoh-ogoh Meriah

UMAT Hindu di Indonesia akan merayakan pergantian tahun atau Hari Raya Nyepi menuju Tahun Baru Caka 1940, yang akan jatuh pada Sabtu 17 Maret 2018. Di Bengkulu Utara, digelar pawai ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi.

Meriahnya pawai ogoh-ogoh sepanjang jalan protokol di Kota Argamakmur Bengkulu Utara, mendapat apresiasi dari Bupati Mian. Menurutnya, penyelenggaraan pawai ogoh-ogoh di Bengkulu Utara merupakan bentuk komitmen masyarakat dalam menjaga kerukunan umat beragama. Melihat antusias dan kemeriahan kegiatan saat itu, Mian menilai, event itu bisa menjadi daya tarik wisata Bengkulu Utara.

FKPD Bengkulu Utara turut dalam pawai Ogoh-ogoh menyambut Nyepi 1940

“Ini wujud persatuan dalam keberagaman suku dan umat beragama di Indonesia yang beridentital Bhineka Tunggal Ika. Agenda seperti ini, akan menjadi agenda tahunan,” kata Mian yang turut dalam arak-arakan pawai dari Pura Rama Agung Argamakmur, pada Kamis (15/3).

Mian menegaskan, kerukunan dan keharmonisan kehidupan masyarakat merupakan aspek terpenting dalam keberlangsungan pembangunan. Ragam masyarakat Bengkulu Utara juga dinilai menjadi miniatur Indonesia.

Kemeriahan Pawai di Argamakmur

Saat itu, 5 macam boneka raksasa diarak sepanjang jalan protokol Argamakmur Bengkulu Utara. Empat kelompok desa adat menginisiasi dan mengikuti pawai ogoh-ogoh, yakni Tri Cecek Desa Rama Agung, Dewa Ayu Desa Sumber Agung, dan Desa Kuro Tidur serta Puncak Harapan dari Desa Tanjung Raman.

Dalam kesampatan itu, Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bengkulu Utara, Made Astawa menjelaskan, 5 ogoh-ogoh yang mencerminkan sifat buruk manusia yang hendaknya dimusnahkan. Kerja sama oleh beberapa kelompok desa adat, guna memupuk kreativitas warga dan menjalin kerukunan.

“Ogoh-ogoh diarak keliling, kemudian nantinya dibakar,” tutur Made Astawa.

**

ZEO

 

 

***

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *