oleh

Mengais Rezeki Di TPA Air Sebakul Bengkulu

-Ekonomi dan Bisnis, News-2.218 views

Berandang.com- BENGKULU. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berada di Air Sebakul provinsi Bengkulu tidak hanya menjadi tempat sampah saja. Terlihat pula banyak orang yang mengumpulkan sampah juga barang-barang bekas. Selasa (25/1/2022)

Salah satunya yaitu Mak ujang (60) yang mengaku sudah menjadi pengumpul barang bekas di TPA Air Sebakul selama 4 tahun. Salah satu alasan pengumpul barang bekas di TPA ini bertahan karena kerjanya yang bebas dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

“Bekerja ditempat ini tidak ada aturan yang mengikat. Siapa saja boleh mengambil barang bekas disini. Selain itu juga tidak ada persaingan sehingga tidak banyak konflik. Kami pun bekerja disini dapat lebih leluasa. Saya bekerja disini tidak lain dan tidak bukan karena saya tidak mempunyai pengalaman bekerja dibagian lain”, ujar mak Ujang.

Bukannya tidak mencoba pekerjaan yang lebih baik, akan tetapi sebelumnya ia telah bekerja menjadi pengampas kerupuk. Disaat banyak teman-temannya menceritakan bagaimana bekerja di TPA, beliau pun tertarik untuk beralih profesi menjadi pengumpul sampah juga barang-barang bekas di TPA Air Sebakul.

“ya saya awalnya jual kerupuk keliling. Tetapi itu kejar target, namanya ngampas ya jual barang orang kemudian saya lanjutkan memasarkannya dengan keliling. Ada teman saya bercerita enaknya kerja di TPA. Maka dari itulah saya ikut teman saya kerja di TPA dan berhenti mengampas kerupuk”, ungkapnya.

Bermacam jenis sampah bisa ditemukan di TPA ini, yang biasa dikumpulkan oleh para pengumpul barang bekas disini yaitu plastik, kardus, dan kaleng. Tidak banyak yang didapat oleh para pengumpul barang bekas setiap harinya.

Pendapatan perhari yang biasa didapatkan oleh para pengumpul barang bekas disini hanyalah cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.

“saya setiap harinya mengumpulkan plastik, kardus dan kaleng. Setiap hari meskipun terik matahari yang sangat panas kami mengumpulkan itu. Setelah terkumpul semua baru saya bawa kegudang untuk dijual. Ya tidak banyak yang saya dapat, cukup untuk makan dan uang jajan anak sekolah. Sehari itu saya mendapat uang Rp.50.000”, demikian Mak Ujang. *(Ayu,Tina,Rena)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *