Berandang-Sabang. Perkuat persatuan bangsa, Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) zona Sabang telah melaksanakan upacara pelepasan Kirab Satu Negeri. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 34 Provinsi dan di 5 titik terdepan Indonesia. Sabang, Nunukan, Miangas, Merauke dan pulau Rote. Diawali di Pulau Sabang tepatnya di tugu Kilometer Nol. Minggu (16/09/2018).
Ketua Kirab Satu Negeri Abdul Kharis Ma’mun zona Sabang, dalam keterangan persnya bersyukur atas terlaksananya pelepasan tersebut.
“Alhamdulilah Sahabat, kami telah melaksanakan prosesi pelepasan kirab satu negeri. Kami telah selesai melaksanakan yang telah diamanatkan oleh pimpinan pusat. Saya berharap dengan pelepasan kirab satu negeri untuk bangsa, GP Ansor menjadi inspirasi kepada semua elemen bangsa. Kita ini sama, kita maju bersama dan kita makmur bersama untuk Indonesia” tutur Kharis selaku ketua zona Sabang.
Lanjut Kharis, Kirab ini ditujukan ke semua anak bangsa untuk menjaga Indonesia. Sebagai anak bangsa yang mempunyai komitmen tentang kebangsaan, berkomitmen tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berkomintmen menjaga pancasila dengan kebhinekaannya terus bersuara agar negara kesatuan ini tetap terjaga. Terang kharis.
Kegiatan ini berlansung di Aceh selama 5 hari kedepan. Lanjut ke Provinsi Sumatra Utara pada 19-23 september. Disambung ke Riau, Kepri, Sumatera Barat, Bengkulu hingga berakhir di Yogyakarta pada 26 september mendatang.
Puncak kegiatan berada di yogyakarya, Global Unity Forum II.
Depan awak media Kharis menyampaikan, “Kegiatan ini melibatkan seluruh kader GP Ansor se-Indonesia, masyarakat umum, para tokoh nasional dan lokal serta komunitas-komunitas lintas agama dan budaya. 1 juta orang kader Ansor, seribu komunitas dan seratus organisasi masyarakat yang ikut dilibatkan”, tutur Kharis selaku Ketua Zona Sabang.
Lanjut Kharis, kegiatan ini bertujuan agar konsensus kebangsaan tetap kokoh. Kemenangan muslim moderat, mayoritas diam berani bersuara, serta Indonesia sebagai inspirasi dunia.
GP Ansor dengan kirab ini mengajak elemen bangsa untuk bersuara terhadap intoleran, kekerasan, terhadap orang-orang yang mengganti system negara kesatuan dengan system yang lainnya. *(Fj)
Komentar