oleh

Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Buka Acara Orientasi Paham Keagamaan di Bengkulu

Berandang-Bengkulu. Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag selaku Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Kunjungi Provinsi Bengkulu. Kunjungan mantan ketua forum rektor PTAI se-Indonesia ini dalam rangka membuka acara sekaligus menyampaikan materi dalam acara Orientasi Bina Paham Keagamaan. Kegiatan berlangsung di salah satu hotel kota Bengkulu, (12/05/2019).

Menurut keterangan Drs. Sapuan Karim selaku ketua panitia dari Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, kegiatan ini akan diselenggarakan selama tiga hari. Mulai 12 hingga 14 Mei 2019 mendatang. Dengan dihadiri sekitar 33 peserta dari unsur tokoh agama, kepala KUA dan penyuluh agama non PNS. Acara dibuka langsung oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.

Drs. H. Ramedlon, M.Pd selaku Kabid Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu mewakili Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Drs. H. Bustasyar, M.Pd menyampaikan, permohonan maaf atas ketidakhadirannya. Seyogyanya beliau akan mendampingi langsung Dirjen Bimas, namun beliau tidak dapat hadir karena ada kegiatan penting yang harus diselesaikan.

Kabid Urais ini sempat menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dirjen, menurutnya, berkat tangan dingin beliaulah Provinsi Bengkulu banyak mendapatkan perhatian khusus dari kementerian. Mulai bantuan alquran hingga alat teropong bulan hisab ru’yat yang bisa digunakan untuk menentukan awal syawal nanti.  

Dalam pemaparannya, Prof. M. Amin menjelaskan, ada tugas penting bagi tokoh agama dan penyuluh agama Islam yang dinaungi oleh Bimas Islam. “Terwujudnya masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama dan sejahtera lahir dan bathin. Meningkatkan kualitas bimbingan, layanan keagamaan dan pemberdayaan potensi ekonomi umat Islam Indonesia”. Ujarnya.

Prof. Dr. H. Muhammdiyah Amin, M.Pd saat menyampaikan materinya
Para Peserta Orientasi Bina Paham Keagamaan

Lanjut disampaikan Prof. M. Amin, “ada sembilan langkah dan upaya direktorat jenderal bimbingan masyarakat Islam dalam menanggulangi paham, aliran dan gerakan keagamaan yang bermasalah, yaitu; Pemberdayaan Penyuluh Agama Islam, Pemberdayaan da’i dan mubaligh, Kemitraan strategis, Penyusunan kriteria situs bermuatan radikal, Pembinaan pelaksanaan nilai-nilai syariah, Deteksi dini radikalisme, Penerbitan buku-buku islam moderat, Kampanye & sosialisasi nilai-nilai Islam Rahmatan lil’alamin, Pembinaan dan penanganan aliran paham keagamaan bermasalah.” tutupnya. *(ET)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *