oleh

Telan Ratusan Miliar, Uji Coba Dermaga Linau Belum Maksimal

Berandang-Kaur. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu Ir. Budi Djatmiko, MM tinjau pelabuhan Linau Kabupaten Kaur. Kunjungan Budi Djatmiko pada selasa (24/04/2018) ini dalam rangka peninjauan uji coba kapal perintis berlabuh didermaga.  Saat bersandar, kapal perintis KM Sabuk Nusantara 52 mengalami kesulitan. Hal ini terjadi akibat gelombang ombak yang tinggi.

Acara yang diselenggarakan sekira pukul 08.00 wib itu dihadiri pejabat pemerintah Bupati Kaur Gusril Pausi, S.Sos, Kepala Syahbandar Linau Jondra Juis. Serda Efendi dari TNI, Ibda Danang Purwanto instansi Pol Air turut mendampingi dan puluhan tamu pejabat penting lainnya.

Pelabuhan Linau direncanakan jadi pelabuhan induk untuk menggantikan pelabuhan Pulau Baii Kota Bengkulu. Dermaga ini rencana akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah. Saat dilakukan uji coba sandar perdana, kapal perintis KM Sabuk Nusantara 52 yang mengangkut penumpang dari Pelabuhan Pulau baii- Linau-Enggano nyaris gagal bersandar lantaran ombak dan arus di dermaga sangat kencang. 2 tali pengikat kapal ke dermaga putus dan kapal hampir terhempas keatas dermaga.

Bupati Gusril didepan awak media menuturkan, dari hasil uji coba tersebut menjadi evaluasi pemerintah untuk pembangunan ke depannya. “Kami dari pemerintah Kabupaten Kaur siap untuk bersinergi dengan Kementerian Perhubungan, dan kami akan bantu support anggaran bila dibutuhkan serta kami harap support dana itu dapat membantu pembangunan pelabuhan linau ini,” Kata Gusril saat menyaksikan uji coba di dermaga Linau.

Terpisah, tokoh masyarakat Linau Kecamatan Maje Sirajudin Abas ikut berkomentar, dengan dilakukannya uji coba penyandaran perdana di dermaga bukanlah yang membanggakan. Bahkan ia menilai, pembangunan tersebut terkesan mubazir dan tak bisa dimanfaatkan. “pelabuhan itu bukanlah hal menonjol bagi kami masyarakat, bahkan itu (red; pelabuhan) bisa jadi mubazir dan tidak bisa dimanfaatkan”. Ujar Sirajudin.

Menurut Sirajudin, dermaga yang baru dibangun itu berada tepat dipemecah ombak. Dengan begitu, dermaga sudah pasti dan jelas akan jadi pemecah ombak. Apalagi situasi ombak di linau tidak bisa di perediksi. Tutup Sirajudin dengan nada pesimis.

Untuk diketahui, pembangunan tahap pertama tahun 2015 pemerintah pusat melalui APBN menganggarkan 75 miliar. Tahap kedua tahun 2016 pemerintah kembali menganggarkan 35 miliar. Terakhir, tahun 2017 kembali dianggarkan 15 miliar. Pembangunan tersebut dikebut. Padahal izin amdal belum tuntas, namun untuk menyerap anggaran pada tahun 2015 yang lalu, Gubernur Bengkulu saat itu menjamin hingga akhirnya proyek tetap dilaksanakan. Pemerintah beralasan, pembangunan tersebut dikebut agar cepat selesai dan bisa langsung dioperasikan. **MD**

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *