oleh

Jaringan Frekuensi Ilegal Dapat Membunuh Manusia

-News-995 views

Berandang-Bengkulu. Kecanggihan teknologi informatika tidak bisa di anggap remeh. Banyaknya orang mahir dalam teknologi justru membahayakan nyawa manusia.

Apalagi, membuat frekuensi jaringan ilegal. seperti frekuensi Radio dapat digunakan semua sektor kehidupan.

Salah satunya,  televisi, personal komunikasi, pelayaran, penerbangan hingga meteorologi sekalipun.

Kendati demikian, bila melihat frekuensi jaringan ilegal masih cukup marak adanya.

Dampaknya hingga membunuh manusia. Seperti penerbangan pesawat tidak diperbolehkan penumpangnya untuk menghidupkan HP.

Walaupun sebenarnya frekuensi jaringan operator seluler kecil. Tapi tidak menutup kemungkinan dapat membahayakan manusia.

Yang paling membahayakan bagi para nelayan pelayaran kapal perikanan khususnya di Bengkulu.

Untuk itulah, Balai Monitor SFR (Balmon) Kelas II Bengkulu memberikan edukasi dan pengetahuan bagi para nelayan di bumi rafflesia.

“Nelayan saat berlayar sering penggunaan radio siaran agar tidak bosan.  Tapi dampaknya sangat bahaya meskipun dibawah 10 frekuensi sekalipun,” jelasnya Kepala Balmon kelas II Bengkulu Edi Kustoro pada pewarta, Kamis (29/11).

Dikatakan Edi, bila mereka sudah terlanjur berlayar nanti terjadi yang tidak di inginkan bagaimana?

“Penggunaan frekuensi radio amatir tidak diperbolehkan. Maka dari  sosialisasi ini kita beri tau para nelayan,” katanya.

Edi menghimbau, dampaknya pada saat laut gelombang tinggi lalu penyalahgunaan spektrum frekuensi radio dan nelayan tidak dilengkapi alat komunikasi marabahaya jadinya tenggelam (meninggal).

Sedangkan saat ditanya frekuensi  ilegal di Bengkulu ada berapa banyak?

“Kita tidak bisa melihat jumlahnya frekuensi yang ilegal. Yang pasti banyak dan mengurus izin dengan kita juga banyak,” ucapnya.

Untuk diketahui, Balmon SFR kelas II Bengkulu menggelar sosialisasi manajemen spektrum radio dengan tema “wujudkan tertib menggunakan frekuensi radio dan  perangkat telekomunikasi untuk keselamatan navigasi pelayaran”.

Bertempat di hotel Santika, diikuti peserta dari 100 orang nelayan serta tamu undangan yang hadir. *(Ahm)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *