oleh

Dampak Pandemi Covid-19, Cipayung Plus Sampaikan Aspirasi pada Gubernur Rohidin

Berandang.com- Bengkulu. Pandemi covid-19 berdampak serius pada sistem belajar dan mengajar di kampus. Kebijakan baru tidak bisa dielakkan dibuat sebagai ‘solusi’ di masa pandemi.
 
Namun, kebijakan yang dikeluarkan kampus ternyata tidak cukup menguntungkan pada kebanyakan mahasiswa, tapi justru sebaliknya. Bahkan banyak mahasiswa yang menganggap menjadi ‘korban’ dari adanya kebijakan baru ini.
 
Atas persoalan tersebut, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menerima audensi gabungan organisasi Mahasiswa Cipayung Plus Bengkulu (HMI, PMKRI, GMKI, GMNI,  PMII, IMM, KMMI), Jum’at (12/6) di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu. 
 
Pada pertemuan ini, Gubernur Rohidin yang didampingi Kaban Kesbangpol, Kepala Bappeda,  Kadis Sosial, Kadis Dikbud, serta Karo Pemkesra Setda Provinsi Bengkulu menampung aspirasi dari organisasi Cipayung terkait kendala dalam mengikuti kegiatan perkuliahan semasa pandemi Covid-19.
 
“Kita sudah mendengarkan banyaknya aspirasi dari rekan mahasiswa terkait kendala perkuliahan mereka saat ini. Dan ini positif sekali, di mana setelah ini akan kita buat pertemuan selanjutnya dengan para rektor, direktur, dan para petinggi perguruan negeri di provinsi Bengkulu,” ungkap Rohidin. 
 
Selanjutnya Gubernur Rohidin mengungkapkan pertemuan lanjutan nantinya akan menjadi langkah awal agar aspirasi rekan mahasiswa dapat terealisasikan dan masing-masing pihak dapat mendapatkan solusi akan bagaimana persoalan ini cepat selesai. 
 
“Dari beberapa aspirasi yang disampaikan, pada dasarnya prinsip rekan mahasiswa ini agar tetap bisa melanjutkan perkuliahan yang berjalan dengan baik, namun perlu ada sedikit toleransi dan dispensasi dari pihak kampus. Walaupun, perlu juga kita perhatikan daya tahan Perguruan Tinggi itu sendiri,” jelas Rohidin.
 
Persoalan yang dihadapi saat ini oleh mahasiswa di masa pandemi Covid-19, menurut Surya Sinabutar anggota Cipayung Plus dari PMKRI adalah perubahan aturan sistem belajar mengajar yang banyak memakan korban mahasiswa. 
 
Selain itu, kata Surya, kami meminta penurunan atas standar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Karena akibat pandemi, kondisi ekonomi masyarakat sedang tidak baik. Bahkan banyak yang justru mengalami kesulitan.
 
“Tentu banyak teman-teman kami yang menghadapi kondisi lebih sulit untuk membayar uang semesteran di masa saat ini. Ya kita sangat berharap semoga melalui pertemuan ini, aspirasi kita bisa direalisasikan. Jujur kami disini sangat ingin tetap melanjutkan perkuliahan walaupun dengan kendala-kendala yang ada,” kata Surya. 
 
Surya sendiri juga merasakan adanya bentuk kepedulian yang yang konsisten dari orang nomor satu di provinsi Bengkulu ini. “Kami sangat berterima kasih sudah mau diterima oleh Bapak Gubernur untuk didengarkan aspirasi kami. Ini terlihat dengan pertemuan lanjutan yang akan direncanakan oleh Bapak Gubernur sendiri agar kami selaku mahasiswa dapat berdiskusi langsung kepada para rektor nantinya. Ya, mudah-mudahan bisa cepat menemukan titik terang,” tutup surya. *(03)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *